SIARAN INTERAKTIF MEMPERINGATI HARI PAHLAWAN


Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Riyanto S.I.P, Asiaten 1 Pemkab Sukoharjo Ibu Hasni dan Kepala Kantor Dishubkominfo Bapak Seno bekerja sama dengan RSPD Sukoharjo melaksanakan siaran interaktif Dalam rangka memperingati hari pahlawan 10 Nopember. Siaran interaktif berlangsung selama 1 jam di pandu peniar senior Mbak Dewi.(Senin 10/11).

Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Riyanto S.I.P dalam siarannya mengajak segenap generasi muda Bangsa Indonesia untuk mengingat kembali tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Mungkin banyak yang belum mengetahui kenapa pada tanggal 10 November tersebut ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan apa latar belakangnya.
Tanggal 10 November 2014 bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Momentum perayaan ini untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan Negara Republik Indonesia. Bila kita menengok sejarah masa lalu, perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah di bumi pertiwi ini, tidak bisa dibayar dalam bentuk apapun. Mereka rela bertempur mati-matian di medan perang, dan tak pernah gentar meski nyawa menjadi taruhannya.
Yang melatarbelakangi tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan adalah peristiwa pertempuran hebat yang terjadi di Surabaya antara arek-arek Suroboyo bertempur dengan serdadu NICA yang diboncengi Belanda. Momentum peperangan di Surabaya tersebut menjadi legitimasi peran militer dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam sebuah perjuangan melawan agresi militer. Dan untuk memobilisasi kepahlawanan secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan. latar belakang terjadinya peperangan ini adalah karena adanya insiden hotel Yamato Surabaya. Dimana ketika itu orang-orang belanda di bawah pimpinan Mr. Ploegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru yaitu bendera Belanda di atas hotel Yamato di Surabaya. Hal ini tentunya membuat kemarahan di hati masyarakat Surabaya tatkala itu.
Karena hal ini dianggap telah menghina kedaulatan bangsa Indonesia dan juga kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan pada bulan Agustus tanggal 17 beberapa bulan yang lalu.
Sehingga hal ini membuat sebagian pemuda bertindak tegas dengan menaiki hotel Yamato dan merobek berdera belanda warna birunya sehingga tinggal tersisa warna bendera bangsa Indonesia Merah Putih. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Oktober. Inilah yang memicu terjadi peristiwa bersejarah pertempuran 10 November tersebut.

Asiaten 1 Pemkab Sukoharjo Ibu Hasni mengajak generasi muda untuk menenag kembali jasa para pahlawan, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya, seperti kata Bung Karno Negara Yang Besar Adalah Yang tidak melupakan Jas Merah” Artinya tidak akan melupakan sejarah suatu bangsa tersebut. Para pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan negara Indonesia. Tanpa jasa mereka, kita tidak bisa menjadi bangsa dan negara Indonesia seperti sekarang. Kita harus mampu mengenang dan menghargai pejuangan, pengorbanan para pahlawan dan pemimpin bangsa yang menjadi simbol negara Indonesia. itulah sebabnya, sejarah bangsa ini telah mendokumentasikan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah “hadiah” dari bangsa lain, melainkan hasil dari perjuangan dan pengorbanan jiwa & raga para syuhada pejuang & “founding fathers” (Bapak-Bapak Bangsa) se-Nusantara dengan aneka keragaman latar belakangnya. Mereka berjuang dan berkorban, sejak periode “merebut kemerdekaan” hingga periode kritis ketika harus “mempertahankan kemerdekaan” yang telah diproklamasikan.
Kepala Kantor Dishubkominfo Bapak Seno saat ini sangat disayangkan mutu peringatan itu terasa menurun dari tahun ke tahun, terutama generasi muda. Generasi muda sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan. Hari Pahlawan yang selalu kita peringati hendaknya jangan hanya mengedepankan unsur seremoni belaka, tanpa menghayati nilai-nilai perjuangan yang dipesankan oleh para pahlawan ini. Akan sangat ironi bila memperingati hari pahlawan sebatas seremoni saja tanpa mengambil tauladan dari nilai-nilai perjuangan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, sebagai generasi muda, kita harus mampu memberi makna baru atas tonggak bersejarah kepahlawanan dengan mengisi kemerdekaan sesuai perkembangan zaman. Menghadapi situasi seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala bidang kehidupan. Karekteristik seorang pahlawan adalah jujur, pemberani, dan rela melakukan apapun demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10 November, tetapi berlangsung setiap hari dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri dan keluarga. Artinya, kita menjadi warga yang baik dan meningkatkan prestasi dalam kehidupan masing-masing. tegasnya.

Salah satu  pendengar Mbak Tuti dari Baki sangat berharap generasi muda memiliki dan menjadikan tokoh pahlawan menjadi idolanya, sekarang ini justru artis muda dan cantik yang mendominasi menjadi idola kaum muda. Peran media sangat penting untuk mengenalan tokoh-tokoh pahlawan yang di kemas lebih menarik seperti drama, sinerton, klip musi dan lain sebagainya.