SOSIALISASI SERAPAN GABAH PETANI DI BALAI DESA TAWANG KEC. WERU.



Kamis (02/06/2016)   Bertempat di Balai Desa Tawang Kec. Weru Kodim 0726/Sukoharjo bersama Dinas Pertanian Sukoharjo dan Badan Ketahanan Pangan Kab. Sukoharjo Serta Bulog Telukan Grogol menggelar Sosialisasi Serapan Gabah Petani dengan materi "Melalui Pembinaan Ketahanan Pangan Kita Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional melalui Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal".  Kegiatan dihadiri Kasdim 0726/Sukoharjo Mayor Inf Nunung Wayu Nugroho, SE, (mewakili Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Taufan Widiantoro, S.I.P), Kepala Badan Ketahanan Pangan Sukoharjo Drs, Djarot Haryanto, Kadispertan Kab. Sukoharjo Ibu Ir. Netty Harjianti, Bp. Wisnu (Ka Gudang Bulog Telukan Sukoharjo), Kepala UPTD Pertanian se Kab. Sukoharjo, Koordinator Penyuluhan Pertanian Se Kab. Sukoharjo PPL Pertanian Kec. Weru, Gapoktan dan Poktan se Kec. Weru.




Poktan dan Gakpoktan menerima sosialisasi dari berbagai instansi yang berkaitan dengan ketahanan pangan antara lain dari Dinas Pertanian Sukoharjo yang disampaikan oleh Ir. Netty Harjianti tentang UPSUS dan Pajale, dari Badan Ketahanan Pangan Sukoharjo yang disampaikan oleh Bp. Drs. Djarot Haryanto dan dari Bulog Telukan Sukoharjo yang disampaikan oleh Bp. Wisnu serta Mayor Inf Nunung Wayu Nugroho, SE yang mewakili Dandim 0726/Sukoharjo.   Sebelum acara dimulai terlebih dahulu Sekcam Weru Bp. Supomo, SH, MH yang mewakili Camat Weru menyampaikan ucapan selamat datang di wilayah Kec. Weru kepada seluruh peserta sosialisasi dan tamu undangan.
Pada kesempatan tersebut juga diberikan waktu tanya jawab yang mendapat respon dari para hadirin dengan adanya pertanyaan-pertanyaan dari para Gapoktan dan Poktan yang menyampaikan beberapa keluhan dan kendala/realita dilapangan.  Seperti yang disampaikan oleh Hartono (Poktan Krido Husodo Ds. Tegalsari yang mempertanyakan harga gabah lebih tinggi dan Mitra Kerja Bulog dan Bp. Suharno SG  (Ketua Poktan Ds. Weru) tentang proses/mekanisme penyerapan gabah yang dilakukan oleh Bulog, bagaimana sistemnya Bulog bisa komunikasi dengan petani, sehingga petani bisa menjual hasil panen kepada Bulog, bagaiman pembayarannya  serta harus menghadap kepada siapa, karena selama ini yang diketahui petani hanya PPL dan pak tentara (TNI). Disatu sisi keadaan dilapangan,  hadirnya para tengkulak yang berkeliaran pada masa menjelang musim panen dan kondisi ekonomi petani yang dituntut biaya untuk Masa Tanam (MT) berikutnya, akhirnya petani banyak yang memilih menjual hasil panennya kepada tengkulak yang mungkin harganya lebih tinggi dari harga yang telah ditentukan pemerintah (Bulog).



Satu persatu pertanyaan dijelaskan oleh Kagudang Bulog Telukan Bp. Wisnu, yang pertama mengenai Mitra Bulog terdiri dari Poktan, Gapoktan atau Pengusaha Ricemill (Penggilingan Padi) yang sudah terdaftar menjadi rekanan/mitra kerja Bulog dan untuk wilayah Kec. Weru yang paling dekat yaitu kepada Bp. Dalimo (Tawangsari).



Untuk masalah harga, kenapa harga beras Bulog atau yang ditetapkan pemerintah lebih rendah daripada harga diluar, karena sebagai kontrol dalam pengendalian harga, agar tidak terjadi Inflasi.  Kalau Bulog mau bersaing dengan harga di luar, yang terjadi harga dipasaran akan jauh membumbung tinggi dan tidak akan terbeli oleh masyarakat, jelasnya.



Untuk pembayaran, Bulog membeli gabah kepada petani adalah Cash (langsung ditempat/sawah) dan untuk sistem komunikasi para petani bisa menghubungi Babinsa atau PPL setempat yang nantinya akan dipanggilkan Bulog dan langsung akan didatangi oleh Bulog maupun mitra kerja Bulog yang tentunya didampingi oleh Babinsa dalam setiap kegiatan Sergap. 
Ditambahkan oleh Kadispertan bahwa Sergap dilaksanakan sejak bulan Maret 2016, berhubung di wilayah Weru untuk panen pada MT I pada bulan Pebruari otomatis sudah terlewatkan, untuk Masa Tanam ini mari para petani bisa menjual hasil panennya kepada Bulog dan Poktan maupun Gapoktan bisa mendaftarkan diri sebagai Mitra kerja Bulog dengan ketentuan yang sekarang lebih dipermudah dan terbuka yaitu melalui rekomendasi dari Kepala Badan Ketahanan Pangan Sukoharjo, para Poktan sudah bisa menjual hasil panen kelompoknya kepada Bulog
Menjawab pertanyaan Bp. Mulyono dari Poktan Sedyo Tentrem Ds. Karang tentang Program Pajale, kondisi sekarang kedelai yang ditanam tidak bisa tumbuh seperti yang diharapkan, beda dengan dulu meskipun kondisi kemarau petani tanam kedelai masih dapat dipanen, Ir Netty Harjianti menyampaikan kondisi tanah pada masa dulu pupuk organik masih banyak, meskipun permukaan tanah kering tapi didalam masih mengandung banyak air, namun setelah ditanami padi dan para petani kebanyakan menggunakan pupuk non organik, sehingga akan merusak kondisi tanah itu sendiri.  Untuk itu kepada para petani mari kita galakkan penggunaan pupuk organik yang notabene sangat membantu petani dan tidak merusak lingkungan, tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan secara simbolis Akte Perkumpulan Kelompok Tani oleh Kasdim 0726/Sukoharjo, Kadispertan Sukoharjo dan Kepala BKP Sukoharjo kepada perwakilan 5 Poktan di wilayah Kec. Weru yaitu Poktan Samekto Ds. Tegalsari, Poktan Ngudi Luhur Ds. Karanganyar, Poktan Ngudi Rejeki Ds. Krajan, Poktan Ngudi Rahayu Ds. Alasombo dan Poktan Teguh Karya Ds. Karangtengah.  Dan Poktan yang lain nantinya akan disampaikan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di lain waktu.