BULOG SUKOHARJO SIAP MENYERAB GABAH PETANI SE SUKOHARJO



Senin (02/05/2016). Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo bersama TNI dari Kodim 0726 Sukoharjo yang tergabung dalam satgas serapan gabah petani (Sergap) melaksanakan pendampingan dan memfasilitasi penyerapan hasil panen petani oleh Bulog.
Satgas ini dikomandani langsung oleh Dandim 0726 Sukoharjo Letnan Kolonel Inf Taufan Widiantoro, S.I.P dan beranggotakan seluruh jajaran hingga tingkat bawah dalam hal ini Babinsa. Koamdan Koramil 04.Tawangsari Kapten Inf Supomo mewakili Dandim 0726 Sukoharjo Letnan Kolonel Inf Taufan Widiantoro, S.I.P saat meninjau langsung kegiatan SERGAP di lahan milik bapak Widodo, SHI, kepala Desa Tangkisan Kec. Tawangsari Kab. Sukoharjo mengatakan bahwa sesuai rapat pemantapan Satgas Sergap pada hari Selasa tanggal 12 April  2016 di aula Kodim 0726 Sukoharjo bersama Gapoktan dan Dinas Pertanian Kab. Sukoharjo agar anggota Sergab menginformasikan dan mendata jadwal panen petani di masing-masing wilayah. Sementara Dandim bersama anggota TNI lainnya akan berkordinasi langsung dengan petugas Bolog sekaligus membawa uang ke lokasi panen untuk membayar hasil panen petani sesuai dengan ketentuan. "Jika kadar air hasil panen petani tidak memenuhi syarat, maka Bulog harus membuatkan berita acara sebagai dasar tidak terpenuhinya syarat pembelian oleh Bulog," katanya. Akan tetapi, apabila tidak ada alasan lain termasuk kadar air, maka Bulog wajib membeli gabah petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp3.700 per kilogram untuk gabah kering panen. Intinya hasil panen petani itu harus bisa terserap oleh Bulog sesuai dengan ketentuan kadar air yang ditetapkan" . Tujuannya, agar hasil panen petani tidak dijual ke luar daerah dengan penawaran tinggi, tetapi kemudian setelah diolah dikembalikan lagi untuk dijual dengan harga lebih tinggi. Dikatakannya, selama ini pembeli (tengkulak) datang langsung ke petani untuk membeli gabah petani dan karena petani tidak mau repot dengan biaya panen, maka petani pun menjual gabah mereka dalam bentuk hamparan. "Ini yang menyebabkan petani lebih memilih tengkulak bahkan menyebut tengkulak dewa penyelamat bagi petani, lalu Bulog dimana. Inilah yang kita coba jembatani dengan Satgas Sergap agar petani lebih sejahtera," katanya.