HARI PAHLAWAN PEJUANG BERCERITA



Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Pemuda BNK Sukoharjo, KNPI, Kodim 0726 Sukoharjo dan Legiun Veteran Sukoharjo menggelar kegiatan dalam bentuk acara angkringan sarasehan perjuang bercerita “The Last Action Hero” di proliman Sukoharjo. Selasa (18/11).
Dalam kegiatan ini pejuang bercerita mengenai kisah heroik mereka melawan tentara Belanda di sekitar jembatan jurug pada saat Serangan Umum 4 hari di Kota Surakarta. Serangan umum yang berlangsung dari tanggal 7 sampai 10 Agustus 1949 di Surakarta atau Solo adalah kota kedua terbesar sesudah Yogya saat itu. Serangan ini di motori oleh pasukan TNI dan TP (tentara pelajar) yang berada di bawah komando Sub Wehrkreise (SWK) 106/ Ardjuna yang meliputi seluruh wilayah Kota Solo yang dikomandani Mayor Achmadi. dan serangan yang terkhir, 7 Agustus 1949 adalah puncaknya.
RM.Soedijoko Ketua DPC LVRI Kartasura Tubuhnya masih terlihat gagah, semangatnya juga masih terus berkobar walaupun usia telah lanjut, pria yang menjadi pejuang sejak tahun 1945 hingga 1948 untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia, kami purnawirawan adalah bagian dari rakyat Indonesia, kami titipkan Pancasila dan empat pilar Kebangsaankepada generasi muda.
Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Riyanto S.I.P menyampaikan bagaimana Peran Pemuda di dalam menghadapi Proxy War. Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memiliki potensi sumberdaya alam akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara. Untuk itu diperlukan langkah antisipasi dan persiapan yang matang agar bangsa Indonesia mampu menjamin tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan NKRI. Generasi muda sebagai tulang punggung bangsa harus menyadari bermacam tantangan dan ancaman bangsa tersebut untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga suatu keselamatan bangsa dan negara. Indikasi adanya proxy war di Indonesia di antaranya gerakan separatis, demonstrasi massa, sistem regulasi yang merugikan, peredaran narkoba, dan bentrok antar kelompok, untuk itu pemuda, harus membekali diri dengan ilmu, keahlian, dan keterampilan sesuai bidangnya. berwawasan luas, berpengalaman untuk membentuk karakter dan berwawasan kebangsaan sehingga mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia.
Dalam acara tersebut juga di lasanakan pemotongan nasi tumpeng oleh eyang Sudino dan eyang Warno dan aksi teaterikal dari Pemuda Pancasila, Sea Eagle airsofgan, Decolgen, Bhirawa dan pelajar