Rabu (8/1) Masyarakat Bulakrejo Kec
Sukoharjo bersama prajurit TNI dari Koramil 01 Sukoharjo dipimpin Kapten Inf
Wahono melaksanakan gotong royong membangun jalan berupa pengurukan jalan
panjang 450 m, lebar 2,5 m, jalan tersebut merupakan jalan insfrastruktur
pertanian yang berfungsi untuk memudahkan petani dalam kegiatan produksi usaha
tani.
Ketua gabungan kelompok tani ( Gapoktan
) Mangaryo Ngesti Rejeki Bp. Parno Raharjo dalam keterangannya mengatakan bahwa “pembangunan
infrastruktur pertanian merupakan kebutuhan prioritas petani dalam meningkatkan hasil produk pertanian guna memudahkan memasarkan hasil pertanian” .tegasnya. Diharapkan dengan
terealisasinya pembangunan
jalan ini akan berdampak baik bagi ketahanan pangan di Kab. Sukoharjo. “Pembangunan jalan usaha tani ini murni menggunakan
dana swadaya masyarakat ± Rp 30 juta dan di kerjakan secara gotong royong. Kami juga berharap bantuan tenaga dan
dukungan dari TNI dalam program pembangunan infrastruktur pertanian guna mendukung program ketahanan pangan nasional”. imbuhnya. Dalam mengatasi serangan hama tikus Gapoktan Mangaryo Ngesti Rejeki Bulakrejo Parno
Raharjo “ kami membasmi tikus dengan
burung hantu.jenis Tyto Alba ke lahan pertanian . Hasilnya, burung hantu ini
mampu menekan serangan hama tikus yang selama ini mengganggu areal tanaman padi.
Budidaya burung hantu itu sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Hal itu berawal
dari rasa jengkel petani yang mengalami gagal panen akibat serangan hama tikus.
Hampir setiap tahun 60 hingga 100 persen areal tanaman padi rusak diserang
hama tikus. Prihatin dengan kondisi tersebut, para petani di daerahnya kemudian
mencari cara untuk mengatasi serangan hama pengeret itu. Burung hantu
merupakan predator yang handal, dalam sehari mampu memangsa 6 - 8 ekor tikus,"
terangnya. Agar kawanan pemburu tikus itu dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya, maka petani membuatkan "rubuha" rumah burung hantu,
berbentuk miniatur rumah diberi dua lubang dan tersebar di areal pesawahan
dan pohon yang menjadi tempat singgah yang nyaman dan tempat perkembangbiakan
burung hantu. Sekaligus juga menjadi tempat untuk mengintai mangsanya. Hasil
penangkaran burung hantu tersebut sudah nyata, terlihat dari luas lahan
pertanian yang aman dari serangan hama tikus sejak burung hantu digunakan
sebagai sarana pembasmi hama secara alami.
Danramil
01 Sukoharjo Kapten Inf Wahono mewakili Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Jimmy
Ramoz Manalu di sela-sela kegiatannya menyampaikan bahwa “ TNI siap mendukung petani dalam program ketahanan pangan, baik dalam
penyuluhan pertanian, pemberantasan hama maupun pembangunan insfrastruktur
pertanian. Hal ini merupakan wujud
kepedulian TNI kepada masyarakat guna meringankan beban masyarakat khususnya di
pedesaan serta untuk melestarikan budaya gotong royong di dalam kehidupan
masyarakat kita. Seperti yang kita ketahui, bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian
besar bahkan hampir seluruh penduduk Indonesia, yaitu sekitar lebih dari 60% penduduk
Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian, bila pertanian meningkat maka rakyat Indonesia akan sejahtera”.
tegasnya
Pembangunan
infrastruktur pertanian penting dilakukan untuk menunjang perekonomian. Dampak
langsung (direct effect) dari pembangunan industry perumahan/pemukiman seperti hilangnya sawah produktif sebagai
lumbung pangan tak dapat dihindari, hilangnya sawah mengurangi produktivitas
petani. Hal ini harus diatasi dengan teknologi
pertanian dan infrastruktur penunjang pertanian, pembangunan jaringan irigasi dan kemudahan akses dan kemudahan transportasi.