LATTIS UNIT INTEL TA. 2012 DIM 0726/SKH DIBUKA

Senin (17/9) Komandan Kodim 0726/Sukoharjo Letnan Kolonel Inf Jimmy Ramoz Manalu menutup Latihan Taktis Unit Inteldim 0726/Sukoharjo di lapangan Makodim setempat. Latihan dibuka oleh Kepala Staf Kodim 0726/Sukoharjo Mayor Arh Sugeng pada tanggal 11 September 2012. Latihan Taktis Unit Intelijen merupakan program kerja satuan dalam guna menambah wawasan dan penguasaan serta ketrampilan anggota khususnya di bidang intelijen.

Komandan Kodim 0726/Sukoharjo Letnan Kolonel Inf Jimmy Ramoz Manalu dalam sambutannya pada upacara penutupan Lattis Unit Intelijen Kodim 0726/Sukoharjo mengataakan Latihan Taktis Unit Inteldim 0726/Sukoharjo ini untuk merealisasikan program latihan satuan sebagai upaya meningkatkan kemampuan personel Intelijen agar mampu membuat laporan Intelijen secara tepat sesuai target operasi yang diberikan, mahir dalam merencanakan, menyiapkan, melaksanakan kegiatan operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan, secara terbatas, mampu menyusun perkiraan intelijen secara tajam, meningkatkan mekanisme kerja dan mampu memanfaatkan jaring Intel sebagai Bapulket. 
Dengan latihan ini diharapkan agar anggota Intelijen memiliki kemampuan yang profesional untuk menghadapi tugas-tugas mendatang yang semakin berat dan kompleks dihadapkan pada perkembangan situasi yang sangat dinamis sehingga dengan demikian segenap prajurit khususnya anggota Unit Intel Dim 0726/Skh mampu dan dapat menganalisa tugas dan mengantisipasi dengan memprediksi setiap perkembangan yang aktual yang terjadi di wilayah.
Dalam latihan ini diharapkan kepekaan dan kepedulian mutlak harus dimiliki oleh setiap prajurit TNI-AD di dalam wilayah atau masyarakat agar tidak timbul gejolak dan persoalan serta selalu dapat mendengar getaran aspirasi apapun yang berkembang dan yang terjadi di wilayahnya serta dapat melaksanakan deteksi dini, cegah dini serta temu cepat dan lapor cepat terhadap ancaman yang dapat membahayakan keutuhan bangsa dan negara.Kita ketahui bersama kasus-kasus terorisme yang terjadi di wilayah Surakarta merupakan kejadian yang seharusnya tidak boleh terjadi bila sistem ”alert warning” yang dimiliki oleh seluruh aparat Unit Intel benar-benar difungsikan dengan baik dan benar, terlebih lagi bila disinergikan dengan fungsi Babinsa dilapangan.