DANDIM HADIRI UPACARA HARI PAHLAWAN DI PEMDA SUKOHARJO

Sukoharjo (10/11/17) Pada hari Jum'at tanggal (10/11) Pukul 07.55 sd 08.50 WIB bertempat di halaman kantor Setda sukoharjo Jl. Jend Sudirman No. 199 Kelurahan Jombor Kecamatan Bendosari Kab. Sukoharjo Dandim 0726/Sukoharjo Letnan Kolonel Inf Taufan Widiantoro, S.IP hadir mengikuti Upacara dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-72 Tahun 2017 Kabupaten Sukoharjo dengan Irup Bupati Sukoharjo H. Wardoyo Widjaya, S.H.,M.H.




Hadir dalam Upacara Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2017 ini sekitar 800 orang dan dihadiri para Muspida/Forkompimda Kabupaten SUkoharjo. Adapun susunan Pasukan Upacara meliputi 1 SST Yonif 413 Kostrad, 1 SST kodim 0726 Sukoharjo, 1 SST Brimob Sukoharjo, 1 SST Polres sukoharjo , 1 SSK Korpri Kab sukoharjo, 1 SST Satpol PP Kab. Sukoharjo , 1 SST Dishub Kab. Sukoharjo , 1 SST Senkom mitra Polri, 1 SST Linmas Kab. Sukoharjo, 1 SST Satpam Kab. Sukoharjo, 1 SST Pemuda Pancasila, 1 SST Pemuda Muhamadiyah, 1 SST MTA Kab. Sukoharjo , 1 SST LDII Kab. Sukoharjo, 1 SST Darma wanita, 1 SSK OSIS SMA sukoharjo, 1 SSK Pramuka




Dalam amanatnya Bupati Sukoharjo H. Wardoyo Widjaya, S.H.,M.H. membacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia  :

Peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun 2017 ini kita mengambil tema "Perkokoh persatuan membangun Negeri" apabila kita mampu bersatu sebagai satu bangsa maka kita dapat maju bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan baqi seluruh masvarakat Indonesia.

Hari Pahlawan yang kita peringati saat ini didasarkan pada peristiwa pertempuran terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, yakni peristiwa "Pertempuran 10 November 1945" di Surabaya. Sebuah peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia internasional, betapa segenap Rakyat Indonesia dari berbagai ras/ suku, agama, budaya dan berbagai bentuk partlkularisme golongan - bersama-sama melebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia!

Bung Karno pernah menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Kalimat singkat dari Bung Karno ini memiliki makna yang sangat mendalam bagi kita semua. Tanpa pengorbanan dan perjuangan para pahlawan dan perintis kemerdekaan, tidak akan ada gagasan besar untuk mendirikan sebuah negara yang bernama Republlk Indonesia.

Dalam setiap rangkaian perjuangan kepahlawanan yang membentuk kelndonesiaan kita, kita dapat mengambil pelajaran dari apinya perjuangan para pendahulu kita, api yang menjadi suasana kebatinan dan pelajaran moral bagi kita semua yakni, api yang membentuk terbangunnya Persatuan Indonesia yang terdiri atas dua hal yakni adanya harapan dan pengorbanan! Harapan dan pengorbanan itulah yang membentuk persatuan dan melahirkan Indonesia.

Berbagai sejarah kepahlawanan, mengisahkan tentang menyala-nyatanya api "Harapan" yang menjadi pemantik dari berbagai tindakan-tindakan heroik yang mengagumkan. Begitu pula Republik Indonesia tercinta ini ketika diproklamirkan, dengan keberanian, tekad, pemikiran orisinil tentang kehidupan bernegara yang teduang dalam Pancasila dan UUD 1945.

Bahwa dengan mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, maka kita dapat membangun sebuah kehidupan bernegara, sebuah rumah tangga politik kebangsaan dan kenegaraan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Saat ini harapan akan masa depan yang lebih baik tersebut telah ditambatkan oleh Pemerintahan Presiden Bapak Joko Widodo dan Wakil presiden Bapak H.M. Jusuf Kalla melalui sebuah visi transformatif yang mengarahkan dan menghimpun gerak seluruh elemen Republik Indonesia yakni: 'Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong."

Dalam kerangka mewujudkan visi telah dirumuskan sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut NAWA CITA. Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorisasikan ke dalam tiga ranah; ranah mental- kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik.

Pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara akseleratit berlandaskan prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara ReDublik Indonesia Tahun 1945 . Ketiga ranah pembangunan tersebut bisa dibedakan tapi tak dapat dipisahkan.

Republik indonesia yang berdiri atas berkat rakhmat Allah Yang maha Kuasa ini dapat kita terus nikmati kemerdekaannya karena para pahlawan pendahulu kita mengajarkan kepada kita keteladanan akan rela berkorban.

Bukan sebuah kebetulan tanpa penghayatan dan pemikiran yang mendalam ketika para pendiri republik menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Sila Pertama. Mengingat bahwa hanya dengan hadirnya spiritualitas didalam jiwa sebuah masyarakat, dengan Iman kepada Allah Yang Maha Kuasa, tiap-tiap orang rela mengorbankan dan memberi hidup dan jiwanya untuk tujuan kehidupan bersama' Demikianlah yang kita dapat pelajari dalam momen Peristiwa 10 November 1945. hilah yang menjadi penjelasan ketika Bung Tomo meneriakkan pekik yang membakar semangat Juang.

Ikrar kebangsaan memberi spirit pengorbanan persatuan wanita Indonesia melalui Kongres Wanita Indonesia tahun 1928 selaras dengan perjuangan RA Kartini untuk memberi pendidikan modern dan kebangsaan.

Pada peristiwa Pertempuran 10 November, inspirasi dariRA Kartini, ikrar Sumpah Pemuda, lagu kebangsaan Indonesia Raya, keberanian dari Kwee Kek Beng, komltmen dari Johannes Leimena, Syair yaa ahlal Wathan dan berbagai karya cipta yang menggerakkan ruh pendahulu kita, berperan besar sebagai penanda estetik - heroik , sebagai energi penggerak Arek-Arek Suroboyo yang dibantu dengan semangat solidaritas dan bela rasa oleh seluruh Rakyat.

Di dalam kehidupan menjadi bangsa tersebut kita menyadari diri pula bahwa diri kita adalah bagian dari keluarga besar ummat manusia. Saudara sebangsa setanah air yang budiman, pada dasarnya setiap warga bangsa menyadari bahwa kita semua mewarisi sebuah konsepsi, sebuah etos, sebuah niat dan tindak perilaku kepahlawanan yang tinggi dan luar biasa.

Inilah saatnya kita menuntaskan perjuangan membangun bangsa dengan sikap mental yang positif dan konstruktif yaitu membangun sebuah bangsa yang merdeka, maju, bersatu, berdaulat dan terbuka. Hanya dengan revolusi mental yang positif, optimis dan sadar riwayat kita sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat dan terbuka kita menyelami tantangan dan persoalan yang kita hadapi bersama dengan semangat persatuan didalam kesetaraan seluruh anak bangsa.

Dalam era kemajuan Global seperti ini negara-negara Asia dianggap sebagai kutub kutub baru kemajuan peradaban dunia oleh karena itulah persatuan Indonesia bukan hanya sebuah imperatif yang harus kita rawat sebagai suatu bangsa namun lebih dari itu persatuan Indonesia adalah sebuah persyaratan bagi kita menjadi bagian dari kekuatan yang tengah tumbuh bersama dengan bangsa-bangsa lain yang saat ini menjadi sorotan kemajuan seperti Cina India dan Korea untuk menjadi menara-menara baru pembawa obor kemanusiaan.

Pada kesempatan yang baik ini kami mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk terus berjuang bekerja berkarya menjadi pahlawan bagi diri sendiri pahlawan bagi lingkungan pahlawan bagi masyarakat maupun pahlawan bagi negara. Selamat hari pahlawan tahun 2017.

Setelah selesai Upacara dilanjutnya dengan ziarah ke makam pahlawan di Polokarto oleh Muspida dan rombongan.