Jenazah
H.M. Lukminto (68) pria kelahiran Jombang, 1 Juni 1946 pemilik PT Sritex meninggal
dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Rabu (5/2) sekitar pukul 21.40
waktu setempat.
Jenazah H.M. Lukminto (68) tiba di Bandara Adi Soemarmo
Boyolali, Kamis malam, sekitar
pukul 21.55 WIB dengan menggunakan pesawat sewa Sriwijaya Air dari
Singapura. Jenazah disambut keluarga serta sejumlah pejabat termasuk Pangdam
IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo, Danrem 074 WRT Kolonel Inf Mulyo Aji,
Dandim 0726 Sukoharjo letkol Inf Jimmy
Ramoz Manalu, Kapolres Sukoharjo AKBP Ade Sapari, Bupati Sukoharjo H Wardoyo
Wijaya, dan tokoh masyarakat.
Jenazah almarhum Lukminto kemudian dinaikkan ke dalam ambulans Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) dengan nomor polisi AD-1950-AA menuju Masjid Baitussyukur di kompleks pabrik tekstil Sritex di Jetis, Sukoharjo, untuk dishalatkan yang di imami oleh Ustaz H. Muhammad Amir, yang di lanjutkan dengan pembacaan Surah Yasin dan Tahlil.
Jenazah almarhum Lukminto kemudian dinaikkan ke dalam ambulans Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) dengan nomor polisi AD-1950-AA menuju Masjid Baitussyukur di kompleks pabrik tekstil Sritex di Jetis, Sukoharjo, untuk dishalatkan yang di imami oleh Ustaz H. Muhammad Amir, yang di lanjutkan dengan pembacaan Surah Yasin dan Tahlil.
Sebelum
meninggal, pendiri dan pemilik PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) Muhammad Lukminto,
ternyata sudah membuat surat wasiat (testamen). Hal itu diutarakan Pemimpin
Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Ustaz H Muhammad Amir, salah satu ustaz yang
meng Islamkan Lukminto pada 11 Maret 1995 silam. Menurut Ustaz Muhammad Amir,
Lukminto menuliskan surat wasiat saat dirinya menunaikan ibadah haji beberapa
tahun lalu. "Dalam surat wasiat
tersebut, Lukminto meminta bila suatu kelak dirinya meninggal dunia pihak
keluarga tidak menunda-nunda lagi penguburannya," jelas Ustaz Amir.
Ustaz
Amir berharap surat wasiat itu dibacakan agar mengakhiri proses tarik ulur
pemakamannya. Surat wasiat itu juga disebut Ustaz Amir berisi harapan agar
sebelum jenazahnya dimakamkan terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka
Tiongting Solo. Dan rencana penguburan ke makam keluarga di Delingan,
Karanganyar.
(Ha/sibajaj)