Guna mengatisipasi kemungkinan terjadinya
bencana alam Polres Sukoharjo mengelar apel kesiap-siagaan di halaman Mapolres
Sukoharjo Rabu (22/1) Hadir dalam apel tersebut Kapolres Sukoharjo AKBP Ade
Sapari SIK, MH, Kepala staf Kodim 0726 Sukoharjo Mayor
Arh Tjatur Supriyono, S.Si, M.Sc, Komandan SAR Sukoharjo Bpk.Mukhlis, PLN Sukoharjo Bpk. Untung.
Apel kesiap-siagaan di pimpin Kapolres
Sukoharjo AKBP Ade Sapari SIK, MH dengan komandan apel AKP Basirun di ikuti
seluruh satuan yang ada di lingkungan Polres Sukoharjo, Kodim 0726 Sukoharjo,
BPBD Sukoharjo, SAR Sukoharjo dan Satpol PP Pemkab Sukoharjo.
Kapolres Sukoharjo AKBP Ade Sapari SIK, MH dalam sambutanya mengatakan
apel dan geladi tersebut merupakan bentuk tahapan menejerial yang harus di
laksanakan dalam rangka antisipasi dan kesiapsiagaan baik sarana, maupun
kesiapan sumber daya personil agar dapat
di implementasikan secara baik dan untuk mempererat sinergitas kerja sama
seluruh stake holders dalam membantu masyarakat menghadapi kemungkinan terjadinya
bencana alam. Kita ketahui bersama Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu
daerah yang berpotensi terjadinya kerawanan
bencana alam seperti tanah longsor, angin puting beliung, banjir dan lain sebagainya.
Dalam menghadapi bencana yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi i. Agar
dapat mengurangi resiko yang diakibatkan oleh bencana yang tiba-tiba.
"Salah satu bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana ialah dengan
penyusunan Rencana Kontinjensi dengan merumuskan kebijakan baik itu tindakan
mengantisifasi, tanggap darurat sampai pada pemulihan kondisi pasca bencana.
Sesuai
dengan UU Kepolisian Negara nomor 2 tahun 2002 pasal 14 ayat 1 hurup I yaitu
memberikan perlindungan keselamatan jiwa raga, harta benda masyarakat dan
lingkungan hidup dari gangguan maupun ancaman serta bencana termasuk memberikan
pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Sampai
saat ini belum ada satua alat pun yang dapat menditeksi kapan terjadi bencana
baik gempa bumi, longsor, angin putting beliung, maupun bencana alam lainnya. Lakukan
epaluasi mendalam dalam setiap pelaksanaan penanggulangan bencana, sebagai
bahan kajian dimasa yang akan dating.
Kapolres juga menambahkan, aspek utama dari pelaksanaan apel yang dilakukan antara lain adalah untuk mempersiapkan kesiapsiagaan dan peralatan, "karena tanpa dukungan logistik dan peralatan di pastikan upaya dalam penanganan bencana darurat tidak adakan berjalan efektif, oleh sebab itu kemampuan logistik dan peralataan, seperti menguji, mencek kesiapannya, mobilisasi logistik dan peralatan menjadi hal yang penting," paparnya.
Kapolres juga menambahkan, aspek utama dari pelaksanaan apel yang dilakukan antara lain adalah untuk mempersiapkan kesiapsiagaan dan peralatan, "karena tanpa dukungan logistik dan peralatan di pastikan upaya dalam penanganan bencana darurat tidak adakan berjalan efektif, oleh sebab itu kemampuan logistik dan peralataan, seperti menguji, mencek kesiapannya, mobilisasi logistik dan peralatan menjadi hal yang penting," paparnya.
Di
tempat terpisah Dandim 0726 SKH yang di wakili Kasdim 0726 Sukoharjo Mayor ARH
Tjatur Supriono mengatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) mempunyai tugas
pokok Operasi Militer Selain Perang. Peraturan ini berdasarkan tupok TNI, pasal
7 ayat 2.b. Dan undang-undang No.34/th 2004 tentang TNI. Salah satunya
penanganan bencana alam. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia berada di
daerah rawan bencana seperti gempa bumi dan tsunami, tanah longsor, banjir dan
sebagainya. Penanganan bencana di Indonesia memang dikelola oleh Badan
Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB), namun tanpa peran
serta seluruh elemen masyarakat, mustahil penanganan yang baik akan tercapai.
Salah satu elemen yang cukup memadai dalam penanggulangan bencana terutama di lapangan adalah TNI. Sebab TNI mempunyai peralatan dan operasi kerja yang terstruktur dengan baik meliputi Sumber Daya Manusia, Pelayanan Kesehatan, Transportasi dan lainnya
Salah satu elemen yang cukup memadai dalam penanggulangan bencana terutama di lapangan adalah TNI. Sebab TNI mempunyai peralatan dan operasi kerja yang terstruktur dengan baik meliputi Sumber Daya Manusia, Pelayanan Kesehatan, Transportasi dan lainnya
Kesiapan Satuan Kodim 0726 Sukoharjo dalam
menghadapi bencana banjir yang biasa dihadapi oleh sebagian masyarakat di
Kabupaten Sukoharjo ketika musim penghujan tiba, Ada beberapa daerah yang
rentan terhadap banjir mulai kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto dan Baki.
Dalam penanggulangan Bencana, masih terdapat beberapa kekurangan, diharapkan ke
depan seluruh instansi terkait bisa lebih siap dalam menghadapi bencana yang
sewaktu-waktu dapat terjadi. Untuk itu kesiapan dan kesigapan serta koordinasi
dengan semua pihak terkait jika bencana banjir, sehingga diperoleh kemampuan bertindak dan berbuat
serta mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pelaksanaan
penanggulangan bencana alam banjir dan penanganan pengungsi.
Sementara itu, Komandan SAR Sukoharjo Sdr Muhlis dalam wawancaranya, bahwa penanggulangan dan pemetaan daerah rawan bencana di wilayah Sukoharjo meliputi beberapa wilayah yang di lewati aliran sungai Bengawan Solo antara lain Nguter, Bulu, Tawangsari Sukoharjo,Baki, Grogol, Polokarto, dan Mojolaban.Untuk mengurangi resiko bencana harus dilakukan melalui beberapa tahapan kesiapsiagaan yakni pengorganisasian, sosialisasi, dan pelatihan, penyiapan sumber daya, latihan, evaluasi, tindakan, koreksi. "Hal ini mengisaratkan kegiatan kesiapsiagaan seharusnya tidak pernah berhenti, bagi penanggung jawab peralatan dan bagi kordinato-kordinator lapangan, ini harus dianggap seolah-oleh setiap hari ini akan terjadi bencana, sehingga kita akan siap mengadapi bencana alam yang bias terjadi kapan saja. Tegasnya.
Sementara itu, Komandan SAR Sukoharjo Sdr Muhlis dalam wawancaranya, bahwa penanggulangan dan pemetaan daerah rawan bencana di wilayah Sukoharjo meliputi beberapa wilayah yang di lewati aliran sungai Bengawan Solo antara lain Nguter, Bulu, Tawangsari Sukoharjo,Baki, Grogol, Polokarto, dan Mojolaban.Untuk mengurangi resiko bencana harus dilakukan melalui beberapa tahapan kesiapsiagaan yakni pengorganisasian, sosialisasi, dan pelatihan, penyiapan sumber daya, latihan, evaluasi, tindakan, koreksi. "Hal ini mengisaratkan kegiatan kesiapsiagaan seharusnya tidak pernah berhenti, bagi penanggung jawab peralatan dan bagi kordinato-kordinator lapangan, ini harus dianggap seolah-oleh setiap hari ini akan terjadi bencana, sehingga kita akan siap mengadapi bencana alam yang bias terjadi kapan saja. Tegasnya.